KabarKampus -
Menjadi seorang petani tak ada dalam benak mahasiswa yang satu ini.
Bahkan latar belakang pendidikannya pun bukanlah dari pertanian. Namun
kini, ia menjadi petani domba yang sukses dan memiliki omset lebih dari
100 juta pertahun.
Namanya adalah Muhammad Tanfidzul Khoiri, mahasiswa jurusan
Akutansi di STIE Dharma Iswara Madiun. Ia adalah petani sekaligus
direktur perusahaan perorangan yang bergerak di bidang agribisnis
khususnya tani domba.
Ketertarikannya pada pertanian pada saat ia duduk di kelas dua.
Ketika itu ia memilih jurusan organik. “Waktu saya magang di industri
pupuk. Saya belajar banyak hal. Dan sepertinya ayah sudah mengarahkan
saya untuk jadi petani,” katanya kepada wartawan saat acara Diskusi
Petani Terakhir: Hilangnya Petani Muda Dari Pertanian, di Tjikini Cafe,
Jalan Cikini Raya, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Sepulangnya dari praktik lapangan, Khoiri mulai menerapkan ilmu yang
didapatnya. Bersama organisasi eksternal yang dia buat, Khoiri mulai
membuat pupuk kompos dari daun-daun jatuh di sekitar sekolahnya.
Kegiatan mengolah limbah tersebut dia turunkan pada adik-adik kelasnya
hingga sekarang.
Selanjutnya, Khoiri mulai belajar menggemukkan domba. Dia mendapat
sebidang lahan berupa gudang dari ayahnya. Di sana, Khoiri mulai
mengurus domba-domba yang dibelinya dari peternak, kemudian menjualnya.
“Saya membeli domba-domba dari peternak sekitar, domba-domba yang
kurus saya gemukkan dulu kemudian saya jual kembali,” jelasnya.
Khoiri mengungkapkan, ia memberi makan hewan ternaknya dari pakan
yang diolah sendiri. Pakan-pakan tersebut dia buat dari berbagai limbah
pertanian yang difermentasi, seperti jerami kedelai, bekatul, kulit
kacang, gaplek.
“Efek dari pakan tersebut, selain bisa menggemukkan domba juga menghilangkan bau-bau khas dari dombanya,” ujar Khoiri.
Apa yang sudah dia lakukan sejak 2011 lalu membuahkan hasil. Dari 25
domba yang dia gemukkan, kini Khoiri sudah memiliki 200 domba. Dan saat
Idul Adha kemarin, Khoiri berhasil menjual sekitar 150 domba.
Untuk meyakinkan para konsumen tentang kualitas dombanya, Khoiri
sering mengajak mereka ke kandang. Di sana, Khoiri menjelaskan jenis dan
pembuatan pakannya kepada para konsumen. Bahkan, konsumen bisa memilih
sendiri domba yang mereka inginkan.
Setiap hari, Khoiri memulai aktivitasnya di kandang domba. Sejak
pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB dia mengurus semua dombanya.
Sementara sore hingga malam hari, dia menghabiskan waktunya untuk
belajar akuntansi di kampusnya.
Komitmen Khoiri pada dunia pertanian inilah yang membuatnya lulus
seleksi dalam pemilihan Duta Petani Muda 2014. Acara yang digelar oleh
Koalisi Rakyat Kedaulan Pangan (KRKP) ini menyaring tiga dari 36 pemuda
yang mendaftar untuk menjadi Duta Petani Muda.
“Bidang pertanian itu sangat banyak, tidak melulu selalu bercocok tanam,” pungkasnya.[Mega Dwi Anggraeni]
0 komentar:
Posting Komentar